Banjir & Angin Kencang Bogor: 459 Jiwa Terdampak, 52 Rumah Rusak

Banjir & Angin Kencang Bogor 459 Jiwa Terdampak, 52 Rumah Rusak

BERITA KERABAT – Bencana hidrometeorologi berupa banjir dan angin kencang yang terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sejak Minggu (1/12/2025) hingga Senin (2/12/2025) dini hari telah meninggalkan dampak yang signifikan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total 459 warga terdampak dan sedikitnya 52 unit rumah mengalami kerusakan akibat kombinasi bencana ini.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan kerentanan wilayah Kabupaten Bogor terhadap cuaca ekstrem, khususnya menjelang puncak musim penghujan. Pihak berwenang dan relawan kini fokus pada upaya penanganan pascabencana serta pemulihan kondisi masyarakat.

Dua Titik Bencana Utama di Kabupaten Bogor

Dampak cuaca ekstrem dilaporkan terjadi di dua wilayah kecamatan utama, yaitu Kecamatan Parungpanjang dan Kecamatan Tamansari, dengan jenis bencana yang berbeda. Data yang dihimpun menunjukkan total 459 jiwa terdampak dari gabungan kedua kejadian ini.

1. Banjir di Parungpanjang: 222 Jiwa Terdampak

Dampak terparah akibat banjir terjadi di Desa Cibunar, Kecamatan Parungpanjang. Luapan Sungai Cibunar dipicu oleh hujan deras berkepanjangan pada Minggu sore. Meskipun ketinggian muka air pada awal kejadian mencapai sekitar 50 sentimeter, banjir ini cukup kuat untuk menyebabkan kerusakan.

  • Warga Terdampak: 74 Kepala Keluarga (KK) atau 222 jiwa.
  • Kerusakan Material: Awalnya tercatat 74 unit rumah terdampak oleh banjir dan genangan air.

Laporan terbaru menyebutkan bahwa air banjir di Desa Cibunar telah surut. Warga kini tengah berupaya melakukan pembersihan intensif dari sisa air dan lumpur yang mengotori rumah dan lingkungan mereka.

2. Angin Kencang dan Pohon Tumbang di Tamansari: 237 Jiwa Terdampak

Pada saat yang hampir bersamaan, bencana angin kencang disertai curah hujan tinggi melanda wilayah lain, khususnya di Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari. Peristiwa ini menjadi penyebab utama dari laporan kerusakan rumah akibat pohon tumbang dan hempasan angin.

  • Warga Terdampak: 60 KK atau 237 jiwa.
  • Kerusakan Rumah: 52 unit rumah dilaporkan mengalami kerusakan.

Kerusakan ini mencakup atap yang terlepas, dinding yang roboh, serta tertimpa material pohon yang tumbang. Angka 52 unit rumah rusak yang disebut dalam judul berita ini secara spesifik merujuk pada dampak yang terjadi di Kecamatan Tamansari.

Upaya Penanganan dan Kebutuhan Mendesak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor bergerak cepat sejak laporan bencana diterima. Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan sejumlah tindakan darurat:

  • Pendataan dan Asesmen Cepat: Petugas melakukan pendataan rinci mengenai jumlah korban terdampak dan tingkat kerusakan material di kedua lokasi.
  • Evakuasi dan Pembersihan: Evakuasi pohon tumbang telah selesai dilakukan di wilayah Tamansari untuk memulihkan akses jalan dan menghilangkan potensi bahaya lebih lanjut.
  • Bantuan Logistik: Kebutuhan mendesak yang paling utama bagi warga di Parungpanjang pascabanjir adalah alat kebersihan untuk membersihkan lumpur dan sisa genangan. Sementara itu, warga di Tamansari membutuhkan bantuan material dan terpal untuk menutup atap rumah yang rusak.

Hingga saat ini, dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun korban luka berat dalam serangkaian bencana hidrometeorologi ini. Pemerintah daerah dan instansi terkait terus berkoordinasi dengan aparat desa setempat untuk memastikan bantuan logistik dan pemulihan infrastruktur dapat berjalan lancar.

Peringatan Dini dan Kesiapsiagaan

Mengingat wilayah Jawa Barat, termasuk Bogor, telah ditetapkan dalam Status Siaga Darurat Banjir, Banjir Bandang, Cuaca Ekstrem, Gelombang Ekstrem, Abrasi, dan Tanah Longsor Tahun 2025/2026 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor mengimbau agar warga yang tinggal di wilayah rawan bencana, khususnya di dekat aliran sungai atau di bawah pohon besar, untuk proaktif memantau informasi cuaca terkini. Masyarakat juga diminta segera melaporkan setiap potensi bencana atau kejadian darurat kepada pihak berwenang agar penanganan dapat dilakukan sesegera mungkin.

Meskipun aktivitas masyarakat di kedua wilayah terdampak berangsur pulih, fokus utama saat ini adalah memastikan pemulihan permanen bagi rumah yang rusak dan ketersediaan kebutuhan pokok selama masa tanggap darurat.