Perang Perbatasan Memanas, Kamboja Mundur Total dari SEA Games 2025 di Thailand

Perang Perbatasan Memanas, Kamboja Mundur Total dari SEA Games 2025 di Thailand

BERITA KERABAT – Pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara, SEA Games 2025 di Thailand, dikejutkan oleh keputusan mendadak Komite Olimpiade Nasional Kamboja (NOCC) untuk menarik seluruh kontingennya. Keputusan ini diumumkan hanya sehari setelah upacara pembukaan akbar di Bangkok, dan pemicu utamanya adalah eskalasi konflik militer yang memanas di perbatasan Kamboja-Thailand. Mundurnya Kamboja secara penuh dari seluruh partisipasi cabang olahraga menjadi sorotan tajam, mengguncang penyelenggaraan turnamen dan menimbulkan kekhawatiran serius mengenai stabilitas regional.

Akar Konflik dan Eskalasi Awal (Juli – Oktober 2025)

Konflik antara Kamboja dan Thailand bukanlah isu baru. Perselisihan terkait perbatasan telah berlangsung selama lebih dari satu abad, berpusat pada klaim atas kuil-kuil kuno seperti Preah Vihear dan Ta Muen Thom di wilayah Dangrek. Namun, situasi mulai memburuk secara signifikan pada paruh pertama tahun 2025.

Juli 2025: Ketegangan di perbatasan dilaporkan meningkat drastis dengan adanya baku tembak. Serangan sporadis dari kedua negara dilaporkan terjadi pada tanggal 24 Juli, menandai eskalasi yang lebih serius dan memicu kekhawatiran internasional.

26 Oktober 2025: Meskipun situasi yang rumit, upaya perdamaian sempat mencapai titik terang. Pihak Kamboja dan Thailand dilaporkan menandatangani nota kesepahaman untuk gencatan senjata. Langkah ini sempat meredakan suasana dan memberikan harapan bahwa stabilitas akan kembali tercipta menjelang penyelenggaraan SEA Games.

Keputusan Awal: Penarikan Cabor dan Kontingen (November 2025)

Memasuki bulan November, situasi di perbatasan kembali memburuk, membuat perjanjian perdamaian Oktober menjadi sangat rapuh. Eskalasi konflik yang tak terhindarkan mulai berdampak langsung pada persiapan Kamboja untuk SEA Games 2025.

Pertengahan November 2025: Seiring dengan meningkatnya insiden bentrokan militer di sejumlah titik perbatasan, kekhawatiran akan keselamatan para atlet di Thailand mulai menyebar di Phnom Penh.

26–28 November 2025: Dalam sebuah langkah mengejutkan, Komite Olimpiade Nasional Kamboja (NOCC) mengumumkan penarikan kontingen dari beberapa cabang olahraga (cabor). Awalnya, Kamboja berencana mengirimkan atlet untuk 23 cabor, namun kemudian merevisi jumlah tersebut. Cabor-cabor yang ditarik secara parsial meliputi:

  • Sepak Bola Putra
  • Sepak Bola Putri
  • Judo
  • Karate
  • Pencak Silat
  • Petanque
  • Gulat
  • Wushu

Keputusan awal ini mengurangi jumlah atlet Kamboja menjadi hanya sekitar 150 orang, yang akan bersaing di 13 cabor. Alasan utama yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NOCC, HE Vath Chamroeun, adalah “kekhawatiran akan keamanan yang signifikan,” meskipun tempat penyelenggaraan SEA Games berada jauh dari zona konflik. Penarikan kontingen sepak bola, yang merupakan runner-up pada SEA Games 2023, menjadi pukulan telak yang membuat media Thailand terkejut dan panitia penyelenggara Thailand (TOC) harus memutar otak untuk mengatur ulang jadwal pertandingan.

Titik Balik: Serangan Udara dan Penarikan Total (Desember 2025)

Meskipun telah menarik sebagian besar kontingennya, Kamboja masih menunjukkan niat untuk berpartisipasi dalam cabor yang tersisa. Rombongan Kamboja yang tersisa bahkan telah tiba di Bangkok pada awal Desember 2025 dan turut hadir dalam upacara pembukaan.

Senin, 8 Desember 2025: Situasi keamanan mencapai titik didih. Laporan menyebutkan bahwa terjadi serangan udara oleh jet tempur Thailand ke wilayah Kamboja, memicu pertempuran yang intensif di perbatasan. Insiden ini dilaporkan menelan korban jiwa, baik dari pihak tentara maupun warga sipil, serta menyebabkan ratusan ribu warga sipil mengungsi. Eskalasi ini benar-benar meruntuhkan gencatan senjata dan memicu kepanikan baru di kalangan keluarga atlet Kamboja.

Selasa, 9 Desember 2025: Upacara Pembukaan SEA Games ke-33 di Stadion Rajamangala, Bangkok, digelar. Kontingen Kamboja, meskipun dengan delegasi yang telah berkurang, tetap ambil bagian. Namun, di balik kemeriahan acara, keputusan krusial sedang disiapkan di Phnom Penh.

Rabu, 10 Desember 2025: Hanya sehari setelah upacara pembukaan, NOCC secara resmi mengkonfirmasi kepada Federasi SEA Games mengenai keputusan untuk menarik seluruh kontingen dari seluruh cabang olahraga yang tersisa. Melalui surat yang dikirim kepada CEO Federasi SEA Games, Chaiyapak Siriwat, NOCC menyatakan bahwa keputusan ini diambil karena adanya “keprihatinan serius” terkait keselamatan para atlet dan adanya permintaan mendesak dari keluarga agar atlet segera dipulangkan.

Sekretaris Jenderal NOCC, Vath Chamroeun, meminta maaf atas keputusan berat ini dan berharap semua pihak bisa memahami kondisi ekstrem yang terjadi antara kedua negara. Penarikan ini meliputi 137 delegasi dan menjadi preseden buruk dalam sejarah penyelenggaraan SEA Games.

Dampak dan Masa Depan

Keputusan Kamboja untuk menarik seluruh partisipasinya membuat panitia penyelenggara Thailand kerepotan. Jadwal pertandingan dan format kompetisi harus dirombak ulang, yang pasti akan memengaruhi validitas hasil pertandingan serta kualitas turnamen secara keseluruhan. Kontingen Kamboja dijadwalkan meninggalkan Bangkok pada Kamis (11/12/2025).

Tragedi olahraga ini sekali lagi menyoroti kerentanan event regional terhadap ketegangan geopolitik. Kepentingan politik dan keamanan telah mengalahkan semangat sportivitas yang seharusnya menjadi jantung dari SEA Games.