BERITA KERABAT – PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menegaskan kembali komitmennya dalam memperkuat kemandirian ekonomi rakyat Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja masif dan upaya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kontribusi perusahaan ini tercatat telah menyerap lebih dari 90.000 tenaga kerja langsung dan tidak langsung di seluruh rantai bisnisnya. Angka penyerapan tenaga kerja yang signifikan ini menjadi salah satu pilar utama dukungan Sampoerna terhadap perekonomian nasional.
Komitmen ini disampaikan dalam Paparan Publik 2025, di mana Sampoerna memaparkan strategi bisnis, capaian, dan kontribusi ekonomi yang telah berjalan selama ini. Selain penyerapan tenaga kerja, studi ekonomi menunjukkan bahwa aktivitas bisnis Sampoerna menghasilkan rasio efek berganda sebesar 1,7 kali. Artinya, setiap Rp 1.000 dari kegiatan operasional perusahaan mampu menggerakkan nilai ekonomi hingga Rp 1.700 di sektor lainnya, menyoroti peran penting perusahaan sebagai motor penggerak ekonomi.
Digitalisasi UMKM melalui Program Unggulan SRC
Salah satu inisiatif kunci yang digalakkan Sampoerna untuk memberdayakan ekonomi rakyat adalah melalui Sampoerna Retail Community (SRC). Program pengembangan toko kelontong tradisional ini telah berhasil membina lebih dari 347.000 pelaku UMKM di seluruh Indonesia. SRC fokus pada transformasi toko kelontong tradisional agar mampu beradaptasi dan berdaya saing di era digital.
Melalui pendampingan dan pelatihan komprehensif, SRC membantu toko kelontong mengadopsi teknologi digital. Digitalisasi ini terbukti mampu meningkatkan daya saing usaha mikro secara signifikan. Toko-toko kelontong yang tergabung dalam jaringan SRC telah membuktikan hasil yang lebih baik, termasuk dalam pemanfaatan fasilitas seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Keberhasilan program SRC menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan terlihat dari dampak ekonomi yang fantastis. Omzet seluruh toko yang tergabung dalam SRC diperkirakan mencapai Rp 236 triliun per tahun, jumlah yang setara dengan sekitar 11,4% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional (data 2022). Jaringan SRC bahkan telah melampaui omzet retail modern dan menjadi bukti nyata bahwa digitalisasi mampu mendorong UMKM untuk “naik kelas”.
Investasi Jangka Panjang dan Sinergi Lintas Sektor
Kontribusi besar Sampoerna ini tidak terlepas dari investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan, yang saat ini telah mencapai Rp 11 triliun di Indonesia. Investasi ini termasuk pengembangan fasilitas produksi mutakhir, seperti pabrik produk tembakau inovatif bebas asap pertama Philip Morris International (PMI) di Asia Tenggara yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, dengan nilai investasi sebesar USD 330 juta.
Selain melalui SRC, Sampoerna juga terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti BULOG, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Pos Indonesia, dan Telkomsel. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat program-program pemerintah dalam mendukung UMKM, termasuk pemberdayaan UMKM perempuan dan peningkatan keterampilan usaha melalui pelatihan di Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
Komitmen Sampoerna dalam mendukung pengembangan UMKM dan penciptaan lapangan kerja sejalan dengan upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius. Melalui kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah, diharapkan sektor UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional dapat tumbuh lebih pesat, membawa dampak positif bagi kemandirian dan kesejahteraan ekonomi rakyat Indonesia secara keseluruhan.